Bediuzzaman Said Nursi mempunyai nama asli, yaitu Said bin Mirza. beliau dilahirkan dan dibesarkan dalam tradisi tarekat Naqsabandiyah yang sudah pasti sangat kuat. Tidak hanya di Turki dan Asia Tengah, tetapi juga di Indonesia. Tarekat tersebut memainkan peranan penting dalam melawan ekspansi Rusia dan penyebaran kristen Rusia Ortodoks. Dalam kasus Indonesia tarekat Naqsabandiyah juga merupakan wahana penting dalam penolakan Umat Islam terhadap Belanda.
Said Nursi menjelaskan suatu pergeseran dari seseorang yang pada awalnya mendukung modernisme Islam menjadi seseorang yang menentang sekularisme yang pada kasus Turki berasal dari gagasan dan program modernisasi. Jelas bahwa bagi Said Nursi, modernisasi dan pembaharuan Islam di bolehkan bahkan harus didukung, tetapi tidak sekularisme yang diterapkan secara paksa oleh Ataturk.
Sampai waktu tertentu ada juga pertentangan di kalangan tokoh umat Islam terutama Muhammad Natsir terhadap gagasan Soekarno tentang pemisahan agama dan negara. Namun dalam kasus Indonesia, Soekarno mengemukakan semacam kompromi dengan pancasila sebagai dasar kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan sila pertama dari pancasila. Kompromi ini telah di terima oleh umat Islam Indonesia secara umum.
Nurculuk Said Nursi mewakili akomodasi dan penyesuaian yang terpaksa terhadap penindasan kaum sekuler pada organisasi formal tarekat. dengan kata lain, Nurculuk adalah tasawuf tanpa bentuk tarekat yang mempunyai lembaga. Namun, Nurculuk lebih merupakan saudara tasawuf informal. Oleh karena itu, sulit untuk di deteksi dan ditekan oleh rezim sekuler Turki. Fenomena yang sama bisa dilihat di indonesia terakhir kali. Paling tidak, pada 10 Tahun terakhir, ada penyebaran sufisme tanpa tarekat di banyak tempat di indonesia terutama di daerah perkotaan.
Jenis sufisme ini menjadi populer dikalangan para profesional, manajer bisnis, dan kelompok kelas menegah lainnya. Dengan mempertimbangkan perkembangan akhir-akhir ini. akan berguna bagi mereka yang tertarik tentang Indonesia untuk memiliki buku-buku dan tulisan-tulisan Said Nursi lainnya. Tidak diragukan lagi bahwa buku-buku dan tulisan-tulisannya itu akan memperkaya pengalaman spiritual mereka.
Referensi : Azyumardi Azra. 2002. Jaringan Global dan Lokal Islam Nusantara. Bandung: Mizan