Gelombang aksi menolak kenaikan harga BBM terus saja terjadi, seperti yang dilakukan PC PMII Bojonegoro di Gedung DPRD, Senin (12/09/2022).
Bahkan, aksi juga berakhir ricuh setelah ratusan mahasiswa terlibat saling dorong dengan aparat kepolisian yang menjaga aksi.
Puncaknya, para demonstran diperkenankan masuk ke ruang paripurna wakil rakyat setelah terjadi negosiasi.
“Kami kecewa aksi tak ditemui Ketua DPRD, sikap kami tegas menolak kenaikan harga BBM oleh pemerintah,” kata korlap aksi, M Fahroni Aziz kepada wartawan.
Setelah berhasil masuk ruang paripurna, massa kemudian memasang spanduk yang berisikan tuntutan di sejumlah sudut-sudut ruangan.
Ada beberapa poin tuntutan yang disampaikan mahasiswa, di antaranya menolak secara tegas kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi, mendesak pemerintah untuk secara serius dan sungguh-sungguh memberantas mafia bahan bakar minyak (BBM).
Menerapkan kebijakan subsidi tepat sasaran, mendorong pemerintah untuk membuka keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan penyaluran dan juga mendesak DPRD Bojonegoro untuk ikut menolak kenaikan harga BBM.
“Kenaikan harga BBM oleh pemerintah menuai polemik di tengah situasi ekonomi negara belum pulih seutuhnya terdampak pandemi Covid-19, ini jelas merugikan masyarakat bawah,” tegasnya.
Aziz juga menegaskan, aksi demo tuntut penolakan kenaikan BBM akan terus berlanjut hingga tuntutan mereka dipenuhi.
Bahkan seluruh ketua partai dan juga anggota DPRD Bojonegoro diminta untuk membuat rilis di setiap media massa, untuk bersama-sama menolak kenaikan BBM.