Jakarta – Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Kolektif (PPK) Kosgoro 1957 Sabil Rachman menilai kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi baik dalam berbagai survei maupun yang dirasakan langsung oleh masyarakat mengindikasikan bahwa program – program kerakyatan Jokowi harus dapat dilanjutkan oleh kepemimpinan berikutnya.
“Pemilihan Presiden 2024 adalah terminal utama kontestasi politik untuk membangun kerangka perwujudan transformasi pembangunan Jokowi,” kata Sabil dalam keterangan tertulisnya, Selasa (30/5).
Menurut politikus Golkar ini, kehadiran tokoh atau aktor proses transformasi tersebut melalui Pilpres menjadi syarat pokok. Sebab, lanjutnya, aktor tersebut adalah tokoh dalam lingkaran presiden yang selain terlibat langsung dalam disain pembangunan ekonomi Jokowi juga bekerja sepenuh hati dalam menopang dan menggerakan mesin transformasi pembangunan.
“Airlangga Hartarto adalah aktor utama yang secara profesional memiliki kecakapan juga berkomitmen dan bervisi serta sevisi dengan Presiden dengan dukungan politik partai yang kuat,” ujarnya
Politisi asal Sulawesi Selatan ini melihat seperangkat syarat tersebut sangat tidak mudah atau bahkan tidak dapat dipenuhi oleh siapapun. Apalagi tokoh selevel Gubernur yang juga tidak punya prestasi dahsyat dalam menggerakan pembangunan di daerahnya.
“Sebutlah Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan yang hanya kaya gimmik. Padahal biasa- biasa saja,” jelasnya.
Sabil menilai Ganjar Pranowo memang memiliki garis dan irisan partai dengan Jokowi. Tetapi itu tidak sama bisa menjelaskan bahwa Ganjar mampu mengakselerasi proses transformasi bahkan agenda dan warisan pembangunan Jokowi.
“Karena ia tidak memahami dan tidak menjadi arsiteknya. Anies pun sama, sebangun. Kecuali tentu Prabowo Subianto yang bisa mendekati Airlangga Hartarto,” paparnya.
Dengan demikian, Sabil mengungkapkan bahwa hal tersebutlah yang membuat dirinya pernah mengusulkan untuk mempertimbangkan paket kepemimpinan nasioanal Airlangga Hartarto dengan Prabowo Subianto atau sebaliknya dalam Pilpres 2024 yang akan datang.
“Usulan ini nampaknya berkelindan di mata publik yang hendak menghadirkan jaminan atas keberlanjutan pembangunan era Jokowi. Namun direspon sangat hati- hati oleh Prabowo Subianto,” tukasnya.
Dikatakannya, sebagai Ketua Umum Partai terbesar kedua, maka dapat dipahami jika Airlangga Hartarto juga melakukan manuver lewat komunikasi politik dengan beberapa tokoh politik yang tidak sekedar untuk kepentingan Partai tetapi juga untuk memberikan jawanan kepada rakyat yang memiliki harapan agar pembangunan dapatkan jaminan berlanjut.
“Airlangga Hartarto sedang memainkan langkah- langkah untuk memelihara dan merawat tradisi dialog menuju hadirnya konsensus baru Calon Presiden yang ideal buat rakyat. Kearah mana puncak konsensus tersebut terang bahwa kita berharap Airlangga Hartarto dapat menjadi dirijen sekaligus aktor utama Pilpres untuk menentukan arah Pilpres kedepan,” pungkasnya.[]