Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi menerima kunjungan delegasi World Bank dalam rangka penguatan dan kesinambungan program kerja sama Kemenag – World Bank.
Delegasi World Bank yang hadir dalam pertemuan bersama Wakil Menteri Agama itu dipimpin Education Practice Manager for East Asia Pacific, Cristian Aedo. Ikut mendampingi Operations Manager, Bolormaa Amgaabazar, Practice Leader for Indonesia and Timor Leste Achim Schmillen dan Senior Economist and Education Cluster Lead for Indonesia, Shinsaku Nomura.
Kepada delegasi Bank Dunia, Wamenag mengucapkan terima kasih atas kerja sama dan dukungan dalam membantu, mencarikan solusi dan memotivasi tim REP-MEQR.
“Mewakili Menteri Agama, saya juga mengapresiasi pengertian pihak Bank Dunia atas kondisi kami di Kementerian Agama. Seperti pihak Bank Dunia tahu, proyek ini didesain untuk diimplementasikan menggunakan sistem pemerintah, termasuk mengikuti siklus penganggaran pemerintah,” kata Wamenag mengawali pertemuan dengan delegasi Bank Dunia, Jumat (02/09/2022) petang.
“Tentu hal ini dalam perjalanannya menghadirkan sejumlah tantangan. Dan sekali lagi saya dengar, pihak Bank Dunia tidak bosan-bosan dan sabar berkomunikasi dengan tim proyek dalam mencari solusi dan menyamakan persepsi,” sambungnya.
Mewakili segenap tim proyek dan Kemenag, Wamenag mengucapkan belasungkawa atas wafatnya salah seorang anggota tim Bank Dunia, Ruwi.
“Semoga beliau husnul khotimah dan Allah SWT mengampuni segala dosa dan khilafnya, menerima semua amal ibadahnya,” ujar Wamenag.
Kini lanjut Wamenag implementasi proyek sudah masuk tahun ketiga, dan sebagaimana layaknya proyek pembangunan lainnya di Indonesia, tentu ada beberapa hal yang masih sesuai dengan desain dan ada beberapa lainnya yang perlu penyesuaian.
Menurut Wamenag, penyesuaian-penyesuaian tersebut agar direfleksikan dalam program restrukturisasi yang tengah dikembangkan.
“Harapan kami, program restrukturisasi benar-benar dapat menjadi legacy yang melembaga yang kemudian dapat dikesinambungkan oleh Kemenag setelah proyek ini selesai,” tandas Wamen.
Dijelaskan Wamenag, legacy dapat diartikan bersifat sistemik, bukan bersifat proyek ad-hoc yang akan selesai begitu proyek selesai.
“Kami akan berkomunikasi dengan Bappenas untuk membantu memastikan kesinambungan program yang memang dinilai sangat bermanfaat dan sangat dibutuhkan,” kata Wamenag.
Hadir mendampingi Wamenag dalam pertemuan tersebut, Dirjen Pendis Ali Ramdhani, Ketua Project Management Unit Realizing Education’s Promise-Madrasah Education Quality Reform (REP-MEQR) atau lebih familiar dengan Madrasah Reform, Abdul Rouf serta salah seorang konsultan di PMU REP-MEQR/madrasah reform.
Di samping itu, tambah Wamenag, Kemenag juga ingin agar usulan-usulan tersebut sangat memperhatikan prinsip kepatuhan terhadap aturan dan regulasi yang ada di Indonesia. Hal ini sangat penting mengingat implementasi proyek banyak dilakukan di daerah. Perlu dicermati lagi kegiatan mana saja yang seyogyanya dilakukan di pusat dan mana saja yang dapat dipercayakan kepada teman-teman di daerah.
“Satu hal lagi yang sering luput dari perhatian adalah perlunya secara terus-menerus me-review dan memperkuat tim pendukung. Ini sangat penting. Kita perlu secara kontinyu melakukan perbaikan dan peningkatan. Misalnya dengan memperkuat komposisi tim gabungan antara ASN dan konsultan. Jika perlu, mereka diberikan program peningkatan kapasitas secara berkala atau direposisi sesuai kompetensi dan kebutuhan proyek,” ujar Wamenag.
“Untuk agenda berikutnya, saya berpesan kepada pak Dirjen agar Project Steering Committee meeting dilakukan pada akhir bulan September ini. Agenda utama forum tersebut adalah menyepakati langkah proyek ke depan, termasuk paket restrukturisasi seperti apa yang akan kita laksanakan,” harapnya.
Sementara itu, Education Practice Manager for East Asia Pacific, Cristian Aedo mengaku ini kali pertama berkunjung ke Indonesia. Ia mengatakan kunjungan ini mendiskusikan tentang beberapa hal, antara lain program yang sudah berjalan seperti AKMI, sistem data dan informasi di EMIS dan block grant.
“Kami sangat senang khususnya tentang kepuasan hasil yang telah dicapai khususnya terhadap pelatihan dan pengelolaan proyek. Kami juga senang karena akan ada pembicaraan tentang apa yang akan kita lakukan ke depan, khususnya terkait kerja sama di bidang pendidikan yang lebih tinggi yang tentunya bisa didiskusikan lebih lanjut. Hal penting lainnya adalah bagaimana memperkuat kapasitas SDM juga harus dibicarakan. Program yang sudah berjalan adalah program cyber university tentang bagaimana expanding access dan quality assurance dan program lainnya,” kata Cristian Aedo.