‘Mikhul ndhuwur mendem jero’ adalah falsafah yang harus dimiliki oleh seluruh pemimpin yang ada di Indonesia. H.M. Soeharto adalah seseorang yang telah memulai dan mempraktekan falsafah tersebut.
“Mendem jero”artinya yang jelek dibuang, falsafah ini dipakai oleh Soeharto ketika dirinya pernah berkonflik dengan Ir. Soekarno. Bapak H.M. Soeharto selalu menyebutkan nama Ir. Soekarno sebagai proklamator. Itu baru satu saja kelebihan Bapak H.M. Soeharto mengelola rasa sebagai bapak pemimpin bangsa. Oleh karenanya beliau di juluki ” the smailing general”.
Mikhul dhuwur mengangkat yang baik-baik. Sebagai seorang Jawa tulen H.M. Soeharto menggali budaya Jawa untuk memajukan bangsa. Dari nilai budaya Itu lahirlah swasembada pangan dan budaya pemimpin pendengar rakyat, sebagai contohnya adalah kelompencapir (kelompok pendengar, pembaca dan pirsawan).
Berikut adalah sederet prestasi H.M. Soeharto : Merebut Irian barat dari cengkraman Belanda, cikal bakal lahirnya internet lewat satelit palapa, meningkat mutu pendidikan indonesia melalui kebijakan SD inpres. Dll.
Melihat sederet realitas objektif diatas eksponen 98, yang tergabung dalam manifes indonesia’98 mendorong dan mengusulkan bapak H.M.Soeharto sebagai pahlawan nasional dan segera mewujudkan gerakan rekonsiliasi nasional kebangsaan untuk Indonesia yang lebih baik.